Kelompok 6 :
Nisva Elvira Lubis (111402009)
Tommy F Nainggolan(111402063)
Juliandri Estomihi (111402067)
Nugroho Syahputra (111402071)
Putra(111402091)
Dhany Rizki Syahputra(111402105)
Teori Penguatan Oleh Skinner
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Sumber :
Nisva Elvira Lubis (111402009)
Tommy F Nainggolan(111402063)
Juliandri Estomihi (111402067)
Nugroho Syahputra (111402071)
Putra(111402091)
Dhany Rizki Syahputra(111402105)
Tokoh Teori Penguatan Positif
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).
Burrhus Frederic Skinner (B.F Skinner) lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan cerdas ibu rumah tangga. Asuhan-Nya telah tua dan bekerja keras.
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Teori Penguatan Oleh Skinner
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
- Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
- Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
- Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran
- Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
- Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran digunakan sistem modul.
- Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
- Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
- Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
- Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).
- Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
- Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
- Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
- Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
- Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.
Penguatan dan Hukuman.
Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti
memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
- Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
- Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan
positif dan penguatan negatifadalah dalam penguatan positif ada
sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu
yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif
dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif
meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan
probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep
penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
Prinsip-Prinsip Pengkondisian Dan Belajar
Ada dua
prinsip dasar dari pengkondisian, yaitu pengkondisian klasikal dan
pengkondisian operant/instrumetal.
1.
Pengkondisian klasikal (classical conditioning)
Prinsip ini
pertama kali diusulkan oleh Ivan Pavlov yang pada dasarnya mengatakan bahwa
sebuah stimulus yang memunculkan sebuah respon dipasangkan dengan stimulus lain
yang pada saatnya nanti menghasilkan respon yang sama. Dengan kata lain, kita
dapat menyebut bahwa operasi dan respon kedua dikondisikan untuk terjadi. Mari
kita ambil contoh dengan mengobservasi anjing. Ketika ditampilkan sepotong
daging, anjing mulai mengeluarkan air liur. Sekarang kita coba bunyikan bel
sesaat kita tampilkan daging. Pada awalnya, anjing mengeluarkan air liur hanya
saat daging ditampilkan. Namun setelah beberapa kali penampilan, anjing
tersebut akan mengeluarkan air liur saat bel dibunyikan (sebelum daging
ditampilkan). Agen penguat di sini adalah daging yang berfungsi sebagai penguat
positif karena penampilan daging meningkatkan kesempatan respon yang diinginkan
untuk muncul.
Lalu apa yang
terjadi jika kita menghentikan penampilan daging dan hanya membunyikan bel?
Untuk sesaat, anjing tetap akan mengeluarkan air liur terhadap bel, namun lama
kelamaan akan terus berkurang hingga akhirnya berhenti mengeluarkan air liur.
Proses tersebut dinamakanextinction (pemusnahan). Hal tersebut menunjukkan
perlunya melanjutkan penguatan, karena tanpa penguatan (paling tidak saat-saat
tertentu), perilaku yang tidak otomatis (bukan refleks) akan menghilang
perlahan.
2.
Pengkondisian operan/instrumental Pengkondisian ini pertama kali diselidiki
secara sistematis oleh E. L. Thorndike. Teori Skinner berusaha menegakkan
tingkah laku lewat studi mengenai belajar secara operan. Suatu operan adalah
memancarkan, artinya suatu organisme melakukan sesuatu tanpa perlu adanya
stimulus yang mendorong. Suatu reaksi sebagai kontras dari responden, yaitu
suatu tingkah laku yang dipelajari dengan teknik pengkondisian Pavlovian.
Operan dapat dipelajari bebas dari kondisi-kondisi perangsang yang
membangkitkan. Organisme selalu dalam proses “operating” dalam lingkungannya.
Artinya organisme tersebut selalu melakukan apa yang dilakukannya. Selama
“operating”, organisme tersebut akan bertemu dengan stimulusstimulus, yang
disebut reinforcing stimulus (stimulus penguat).
Stimulus-stimulus
tersebut mempunyai pengaruh dalam menguatkan “operant” – tingkah laku yang
muncul sebelum reinforcer. Jadi yang dimaksud dengan operant conditioning
adalah sebuah tingkah laku diikuti dengan sebuah konsekuensi, dan
konsekuensi-konsekuensi tersebut dapat merubah kecenderungan organisme untuk
mengulang tingkah laku tersebut di masa datang.
Sebagai
contoh, coba bayangkan seekor tikus di dalam kandang, yang disebut Kotak
Skinner. Kandang tersebut mempunyai suatu pedal pada salah satu temboknya yang
bila ditekan maka dapat melepaskan makanan ke dalamnya. Kemudian tikus tersebut
berjalan mengelilingi kandang dan tanpa sengaja menekan pedal, sehingga
mengakibatkan munculnya makanan. Kejadian tersebut membuat tikus selalu
berusaha menekan pedal dan mengumpulkan makanan yang muncul di sudut kandang.
Eksperimen pada tikus membuktikan bahwa suatu tingkah laku yang diikuti oleh
stimulus penguat akan meningkatkan kemungkinan munculnya kembali tingkah laku
tersebut di masa depan.
Sumber :
Artikelnya bagus, pertama kali saya koment atikel hubugan dengan mata kuliah saya,salam kenal
BalasHapus